Rabu, 07 Mei 2014

Pada hakekatnya, kita semua pelayan

Tuhan menurunkan agama kepada manusia, agar manusia mendapatkan petunjuk akan apa yang harusnya dilakukan manusia dalam kehidupan ini, sebagai bekal di akherat kelak. Untuk itu manusia harus melakukan kebajikan-kebajikan di dunia ini dalam rangka mendapatkan surga kelak.

Demikian pandangan umum manusia dalam melihat agama, yaitu sebuah cara agar manusia masuk surga dan terjauh dari api neraka. Hal ini tidaklah salah, Tuhan-pun memberikan keterangan itu dalam kitab suci. Namun, apakah benar-benar demikian bagi orang-orang yang tidak mengharapkan surga ?

Jadi, APA yang seharusnya dilakukan manusia dan BAGAIMANA seharusnya melakukannya merupakan pertanyaan yang sering muncul dalam benak kita.

A. APA yang seharusnya dilakukan manusia
Ketika kita membaca skrip-skrip suci keagamaan, sering sekali satu kata ini terlewatkan, yaitu melayani. Dalam beberapa ajaran tasawuf (ajaran spiritual Islam), ditekankan bahwa seorang salik dalam berguru kepada sang guru harus melayaninya. Sebuah aturan yang barangkali sangat feodalistik dalam masyarakat modern ini. Namun sebenarnya, proses melayani sang guru itu merupakan sebuah pembelajaran akan pelayanan kepada Sang Khaliq yang dilakukan melalui wasilah sang guru.

Ketika kita melihat pribadi para nabi, kitapun lupa bahwa apa yang mereka lakukan adalah jalan pelayanan. Para nabi dan rasul melayani Tuhan melalui pelayanan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kekuasaan dan kewenangan didapatkan secara "Divine" yang tidak diperuntukkan bagi pelayanan. Perbedaan antara kita dan mereka (para nabi dan rasul) barangkali pada tingkatan totalitas yang berbeda akan pengorbanan jiwa, raga dan harta.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya masing-masing individu diharuskan untuk melayani. Seorang pedagang melayani konsumen secara total dengan memenuhi semua persyaratan dan keinginan pelanggan. Biasanya, pedagang yang mampu melayani konsumen secara total-lah yang dianggap unggul.

Ketika kita melihat seorang guru TK yang dengan senang hati mendidik siswanya dengan penuh kesabaran, maka kita lihat bahwa itulah pelayanan dia dalam memberikan yang terbaik bagi anak didiknya.

Begitupun seorang pemimpin yang melayani siapapun yang ia pimpin, maka itulah pelayanan yang sebenarnya.

B. BAGAIMANA seharusnya melakukannya ?
Dalam melayani, seseorang harus mengetahui bagaimana ia melakukan pelayanan ? Apakah dia seorang pedagang, seorang guru, seorang tukang sapu ? Apakah sama, seorang tukang sapu melayani dengan seorang guru dalam melayani. Pertama-tama yang harus diketahui adalah CARA dalam melayani. CARA merupakan knowledge seseorang dalam melakukan sesuatu. Misalnya, seorang dosen yang melayani mahasiswanya harus tahu apa saja yang harus dilakukan dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam melayani.

Tentunya dalam melayani ini dibutuhkan keahlian dan pengetahuan dalam melayani siapapun yang kita layani. Sebagai seorang pendidik tentunya akan melayani siswa atau mahasiswanya dengan kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang berhubungan dengan tugas yang dibebankan kepada dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar