Pernahkan kita mendengar
istilah matematika terapan ? Khususnya dalam kajian mengenai Operations
Research ? Mungkin aku adalah salah satu dari ratusan juta manusia yang
berkesempatan untuk mempelajari Operations Research dalam aplikasi industri.
Namun apabila aku berfikir dalam ranah yang lebih tinggi (higher order
thinking), Operations Research cukup membantuku untuk tetap berada pada higher
order thinking dan lower order thinking (operational) sekaligus. Tidak mungkin
sebuah cita-cita tanpa dibarengi dengan pendefinisian goals dan objective.
Salah satu kajian dalam
Operation Research adalah Goal Programming. Goal Programming merupakan metode
untuk memodelkan secara matematis tujuan yang ingin dicapai dengan
mempertimbangkan kendala-kendala sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam istilah aslinya, tujuan disebut sebagai Objective sedangkan kendala
disebut sebagai Subject to. Metode ini sering digunakan pada aplikasi ekonomi
dan industri dimana pemaksimalan tujuan (baik meminimalkan maupun
memaksimalkan) harus mempertimbangkan dan mendefinisikan sumber daya yang ada,
sehingga diperoleh kombinasi optimal sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
yang dimaksud.
Ada sebuah pertanyaan yang
bunyinya, “do you wanna have a meaningful
life, or do you wanna have a successful life ?”. Seakan kita digiring pada
pandangan bahwa untuk memperoleh makna dalam hidup ini, maka harus mengorbankan
kesuksesan di dunia. Atau, untuk mengejar kesuksesan di dunia ini, kita harus
mengorbankan hidup yang penuh makna dan warna. Inilah yang sering menjadikan
seorang idealis hidupnya mengenaskan, sedangkan seorang realis susah untuk
mencari makna dan hikmah. Namun sebenarnya titik optimal antara keduanya adalah
mampu mencari makna hidup sekaligus mendefinisikan goal dan objective secara
operasional.
Barusan aku mengalami
kejadian, dimana sebuah cita-cita kandas di sebelum jalan karena terdapat
kendala-kendala yang tidak dapat dirubah. And
then, aku berfikir, apakah aku ini terlalu tinggi dalam bercita-cita ?
Soekarno pernah berkata, “gantungkanlah cita-cita-mu setinggi langit”. Kapankah
sebuah cita-cita hanyalah sebuah cita-cita tanpa realitas dan kapankah sebuah
cita-cita bisa menjadi sebuah realitas ? Hal inilah tentu memerlukan keterstrukturan
operational untuk mewujudkannya ? Apakah kendala tersebut dapat dikembangkan ?
Ataukah dengan sumber daya yang ada dapat memperoleh hasil yang maksimal ?
Dalam kehidupan sehari-hari,
kitapun memiliki tujuan yang ingin dicapai, apakah itu ingin mendirikan usaha,
ingin melanjutkan perkuliahan, dan lain sebagainya. Meski goal programming
hanya berguna pada kasus dimana sumber daya dapat dikuantifikasi menjadi fungsi
biaya dan fungsi produksi, namun filosofi dasarnya dapat digunakan dalam melihat
bagaimana kita bisa mencapai tujuan dan bagaimana kita mendefinisikan kendala
sumber daya yang dimiliki.
Maksimalkan : Z = ………
Kendala :
·
Keuangan : …….
·
Waktu : …………..
·
Sumber daya material : …….
·
Syarat non-negatif : (karena sumber daya tidak boleh
0)
Untuk dapat memaknai
kehidupan, maka harus mengejar tujuan-tujuan yang bermakna. Untuk itu
diperlukan higher order thinking mengenai the purpose of life. The purpose of
life apabila diterjemahkan dalam goals kehidupan apa sajakah ? Sudah tentu
masing-masing individu memaknai hidup berbeda-beda. Pun, masing-masing individu
yang memaknai kehidupan dengan cara yang sama-pun akan berbeda dalam merumuskan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya, purpose of life
adalah menjadi insan yang berguna bagi masyarakat. Dus, dengan cara apakah
mencapai purpose itu ? Misal, dengan mendirikan tempat ibadah, dengan
menyantuni anak yatim, atau dengan menebarkan kebajikan-kebajikan. Apakah
sumber daya yang kita miliki itu sesuai untuk tujuan itu ? Ketika purpose of life
sudah ditentukan, maka dengan apakah kita akan mencapai itu ?
Bagi saya, tetap saja untuk
memperoleh purposeful life, harus melihat sumber daya yang ada. Untuk mencapai
purposeful life, maka harus ada Goals dalam kehidupan ini. Dan untuk mencapai
Goals diperlukan objective dengan kuantifikasi kendala yang ada, sehingga bisa
memperluas kendala (melebarkan rentang batasan kendala dengan ekstensifikasi)
maupun dengan mengintensifkan usaha di dalam batasan kendala yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar