Jumat, 07 Maret 2014

Gravitasi itu (dulu) ghoib loh......

Adalah Newton yang bisa melihat ke-ghoib-an gravitasi pada sebuah apel, yang kemudian ia jadikan "nyata" menjadi sebuah hukum.

Semua dari kita tentunya sudah biasa melihat benda jatuh dari atas ke bawah. Ke-jenius-an Newton terletak pada apa yang ia lihat pada suatu fenomena dan kemudian membuktikan keberadaannya. Sebenarnya hukum gravitasi bukanlah hukum yang dibuat oleh Newton. Ia hanya melihat, membuktikan keberadaannya dan membuat hukum mengenainya. 



Archimedes, menemukan Hukum Archimedes ketika ia sedang mandi di pemandian Syracuse. Ia waktu itu sedang bingung memikirkan bagaimana menghitung volume benda tidak beraturan. Ia mencoba mengukur dengan formula yang telah ada, namun buntu. Dalam kebingungannya ia mandi di pemandian umum, tidak sengaja air yang ada di bath-tub tumpah ketika ia masuk ke dalamnya. "Eureka" dia bilang. Momentum yang bersejarah itu menggema di dalam keabadian.Natural science atau ilmu alam, sudah mengalami tahapan kedewasaannya. Tidak ada ilmuwan yang akan mengatakan bahwa Hukum Newton maupun Archimedes itu salah. Jadilah ilmu alam sebagai ilmu pasti yang tidak diragukan lagi. 

Jadilah judul tulisan ini sebagai "Gravitas itu (dulu) ghoib loh....". Ketika sesuatu yang dilihat di jagad raya ini dapat dibuktikan keberadaannya, divalsifikasi, dimodelkan matematis, maka sah menjadi sebuah hukum. Begitu pula Hukum Gelombang Cahaya de Broglie yang kesohor itu.

Muncullah istilah sudut pandang positivistik dalam melihat semesta. Nature science dipandang sebagai positivist science atau sains positivist dimana sang pengamat menggunakan sudut pandangnya dalam memandang semesta. Sains alam mengalami perkembangannya sejak revolusi sains dimana perkembangan teknologi dipengaruhi sudut pandang positivistik.

Dalam ilmu alam, obyek yang diamati si pengamat adalah benda mati yang dipengaruhi oleh hukum alam. Berbeda dengan social science atau ilmu sosial yang obyek amatan adalah manusia yang memiliki kebebasan dalam bertindak. Sudut pandang positivistik dipandang sangat mempengaruhi social science sampai suatu waktu muncul era post-modern yang melakukan dekonstruksi terhadap sudut pandang keilmuwan. Perkembangan industri dan ekonomi sejak revolusi industri dipandang oleh ilmuwan positivistik membawa dampak secara sosial dan lingkungan. Oleh karena itu proses perubahan paradigma keilmuwan membawa dampak pada kemungkinan munculya revolusi sains kedua dan revolusi industri kedua, dimana sisi awareness terhadap lingkungan dan sosial muncul dalam keilmuwan post-modern. Sehingga diharapkan kemunculan-kemunculan "ke-ghoib-an" baru di era yang akan datang.

Barangkali ke-ghoib-an yang tadinya tidak terkuat akan muncul. Ilmu lingkungan barangkali pada era industrial belum muncul. Ya, mari berharap kemunculan "hal-hal ghoib" yang membawa kebaikan pada dunia......

Mudah-mudahan ke-ghoib-an yang muncul adalah kesejahteraan dan keadilan sosial, yang selama ini ter-ghoib-kan dalam dunia modern......




Tidak ada komentar:

Posting Komentar