Konon katanya Tuhan mencipta jagad semesta ini dengan cinta. Cinta yang serba-melingkupi, yang mengaitkan semua level realitas ciptaan-Nya. Tuhan-pun memberikan potensi cinta pada setiap insaan ciptaan-Nya. Pernahkah kita mendengar kisah para penyair, pematung dan seniman lainnya menghasilkan karya yang monumental ? Pernahkah kita memperhatikan betapa beberapa syair musik dan komposisinya tidak hilang ditelan jaman, sedangkan beberapa lainnya hanya bertahan sementara ? Pernahkah kita mendengar kisah betapa seorang chef, dengan cintanya menghasilkan masakan yang lezat hanya dengan membayangkan keindahan racikannya ?
Ya, cinta dalam karya-karya agung menggema dalam keabadian, sedangkan sebagian habis ditelan jaman.
Dalam konsep modern, disebutkan tentang passion atau meminjam istilah Arab, disebut sebagai ghirrah atau terjemahan bebasnya sebagai ghairah. Sebuah konsep yang mengutarakan akan pentingnya mencintai apa yang kita kerjakan sehingga hasil yang didapat akan maksimal.
Dalam konsep sufistik ada istilah hubb atau cinta dimana cinta dan kreasi tidaklah dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Tuhan mencipta segala hal dalam jagad semesta ini dengan Rahman dan Rahiim-Nya. Tidak ada aktivitas bagi orang yang mengaku muslim yang tidak dilakukan dengan Bismillahirrahmannirrahimm, dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kalimah inilah yang mengaitkan antara cinta pada dimensi materiil dan spiritual.
Tuhan mencipta segala sesuatu dengan cinta, termasuk di dalamnya kemampuan mencipta manusia dalam mencipta yang merupakan kemampuan yang diberikan oleh al-Khaliq kepada makhluq-Nya. Bismillahirrahmannirrahiim merupakan kata yang mengaitkan passion dalam berkarya dan hubb Allah dalam setiap langkah menghasilkan karya.
Cintailah Tuhan-mu, Cintailah hidup-mu, Cintailah semua gerak langkah dalam hidupmu, Cintailah semua karyamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar